Uri-uri Budaya Jawa Pemdes Tanjungrejo Kudus, Adakan Festival 2023

KUDUSjursidnusantara.com . Festival Budaya Dan UMKM 2023 kembali digelar di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Kegiatan tersebut digelar diikuti oleh 26 kontingen dengan ribuan peserta. Berbagai atraksi ditampilkan oleh warga Desa setempat sebagai wujud Nguri-uri kearifan lokal. Minggu, 23 September 2023.

Kepala Desa (Kades) Tanjungkarang Cristian Rahadiyanto, S.H., mengatakan, bahwa kegiatan Festival budaya dan UMKM 2023 yang diadakan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Tanjungrejo Kudus, adalah merupakan Uri-uri Budaya Tempo dulu yang pernah dilakukan oleh para sesepuh kita.

“Dahulu desa sini ada pabrik gula “Mojo” dimana setiap musim tanam tebu pada musim kemarau selalu melakukan ritual siram dawet”, katanya.

Kegiatan ini akan menjadi progam tahunan dari Pemerintah Desa Tanjungrejo, disamping itu juga ke depan akan kami upayakan dukungan penuh dan swadaya masyarakat lebih ditingkat. Pada hari ini bisa kita lihat animo masyarakat begitu antusias, ada ribuan yang mengikuti kegiatan pada siang hingga sore ini.

“Terimakasih atas dukungan dan partisipasi masyarakat yang turut mensukseskan acara ini, kami juga bersyukur dengan ucapan Al-hamdulillah acara dapat berjalan dengan lancar dan sukses”, ujarnya.

Read  Forum Wartawan Kudus Peduli Warga Terdampak Kekeringan, Desa Kedungdowo Kudus
Uri-uri Budaya Jawa Pemdes Tanjungrejo Kudus, Adakan Festival Budaya Dan UMKM 2023.jursid

Cristian menegaskan bahwa kegiatan yang kita selenggarakan sudah mulai tanggal 21 – 23 September 2023, dengan berbagai kegiatan. Kali ini kita ambil tema “Festival Budaya Dan UMKM Tanjungrejo 2023 Padhang Mboelan”.

“Kegiatan ini sekaligus memperingati Hari Jadi Kudus ke 474, mulai dari Desa Tanjungrejo kita ciptakan Kudus yang lebih baik, lebih bersih, dan kembali menjadi jadi kota wali dan kota santri”, tegasnya.

Menurut salah satu Sesepuh Desa Tanjungrejo Karsidi mengatakan, Tradisi Barikan Punden Mbogo sasi Apitan selalu kita adakan walaupun secara sederhana seperti kemarin waktu Pandemi Covid -19.

Karsidi berharap kegiatan kirab budaya, apitan ataupun festival budaya apapun namanya jangan sampai dilupakan, karena ini merupakan khasanah dan warisan nenek moyang kita yang perlu kita Uri-uri (lestarikan -red) kepada anak cucu kita kelak.

Sementara itu, Amanda tim KKN dari UMK yang kebetulan dipercaya untuk menjadi MC dalam acara tersebut mengungkapkan, kami disini tim KKN ada 15 orang yang terdiri dari 5 putra dan 10 putri. Saya mewakili temen-temen tim sangat senang dapat dilibatkan dan berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Read  Ribuan Penonton Padati Kirab Budaya Desa Getaspejaten Kudus, Meriah Bertabur Hadiah

Novian salah satu Panitia Festival Budaya dan UMKM atau Tim Kreatif mengatakan, bahwa peserta Festival terdiri dari 23 kontingen terdiri dari 10 RW dan 13 dari Komunitas juga sekolah, yang di ikuti oleh ribuan peserta.

Istilah Padhang Mboelan kami mengambil tema tersebut karena pada zaman dahulu ketika anak-anak bermain pada malam hari dan Padhang bulan maka mereka bermain seperti, Betengan, Gerobag Sodor, dan Egrang. Maka kemarin malam ketiga permainan tersebut kita lombakan untuk masyarakat umum

“Bagi para pemenang dalam lomba tersebut kita berikan hadiah untuk juara 1,2 dan 3, untuk stand UMKM ada 30 stand yang disediakan”, ungkapnya.

Ali Muntoha Kepala MI NU Alfalah juga Sholichul Hadi Kepala SD 8 Tanjungrejo mengatakan, senang dapat berpartisipasi dalam kegiatan festival budaya yang diselenggarakan oleh Pemdes Tanjungrejo, semoga acara ini tidak hanya dilakukan satu tahun sekali. Kami sering mengikuti kegiatan seperti ini dan mengerahkan anak didik kami mulai dari kelas 3 hingga kelas 6 beserta Bapak dan ibu guru, bahkan orang tua murid pun kita libatkan juga.

Read  Kalapas Pati Serahkan Remisi Khusus kepada WBP

Di Lokasi stand PKK Sri Warningsih, Nanik, dan Sutarni mereka mengatakan, bahwa stand kami selam tiga hari tidak dipungut biaya sepeserpun.

“Stand gratis, dagangan kami Al-hamdulillah laris manis, karena dagangan kami lebih murah dari pasaran”, katanya.

Sementara itu, Rina asal dari Desa Kandangmas RT 01 RW 11, yang juga buka stand mengungkapkan, biaya kebersihan selama tiga hari Rp. 200.000 dengan ukuran 4X4 m, hal ini tidak masalah bagi kami karena disini cukup ramai pembeli.

“Pembeli disini cukup ramai karena kami jualan mulai siang jam 14.00 – 22.00 WIB, omset juga lumayan banyak”, katanya.

Saya berharap kegiatan seperti ini sering diadakan oleh Pemdes maupun Pemda, karena memang saya sering berdagang dan mengais rezeki di setiap event yang ada di Kudus.

Sekedar informasi bahwa pada malam hari ini, Minggu 23 September 2023, pada pukul 20.00 WIB diselenggarakan Wayang Kulit Semalam Suntuk yang di Sponsori oleh PO. Hariyanto. Adapun lakon “Pendowo Mukti Babat Alas Wonomarto” oleh Dalang Ki Aji Bayu Anom Suroto (dari Solo).

(Elm@n)