Lima Tahun Gagal Panen, Saluran Air Buruk, Petani Bercucur Air Mata Dinas PUPR Kudus Tutup Mata

KUDUSjursidnusantara.com Para petani di tiga desa di Kecamatan Undaan mengeluh karena gagal panen selama lima tahun tiga desa tersebut adalah Desa Wonosoco, Desa Lambangan dan Desa Berugenjang Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Rabo, 13 September 2023.

Para petani tersebut mengeluhkan normalisasi sungai JU 3 DA selama puluhan tahun tidak ada Normalisasi sungai tersebut, sehingga kondisinya sangat memperhatikan terjadi pendangkalan sedimentasi sangat tebal sehingga aliran air tidak lancar yang berdampak membanjiri area persawahan di Desa Wonosoco, Desa Lambangan dan Desa Berugenjang, sehingga ada sekitar 300 ha puso dan menjadi lahan tidur.

Sarimin dan Muhammad Rifa’i warga RT 01 RW 01 Desa Berugenjang mengatakan, bahwa normalisasi sungai JU 3 DA sudah puluhan tahun tidak dilakukan oleh pihak terkait dari pemerintah Kabupaten Kudus maupun pusat.

“Seingat saya terakhir normalisasi pada tahun 2012/2013, setelah itu belum pernah di normalisasi oleh pihak terkait”, katanya.

Read  Ba Calon Bupati Blora th 2024 sd 2029 Mas Dedi atau Agus Prijadi Jumpa Pers Wujudkan Blora Sejahtera 

Kami berharap kepada siapapun agar supaya bisa membantu kami dalam normalisasi sungai ini, karena kehidupan kami bergantung dari hasil bertani. Kalau selama lima tahun terakhir kami selalu gagal panen kami sekeluarga harus makan apa?? Cucuran air mata kami selalu menetes di pipi tatkala padi kami tak dapat kami panen.

Para petani tersebut mengeluhkan normalisasi sungai JU 3 DA
Para petani tersebut mengeluhkan normalisasi sungai JU 3 DA. Jursid

Ngadenin warga Berugenjang menambahkan kedua temanya bahwa dirinya sudah mewakilkan kepada Kepala Desa (Kades) Desa Wonosoco, Desa Lambangan dan Desa Berugenjang telah melayangkan surat ke dinas PUPR nyatanya sampai sekarang belum juga dilaksanakan normalisasi sungai. Apakah kami harus ramai-ramai untuk mendatangi ke dinas PUPR Kudus?? Dimana tahun 2021 sudah pernah disurvey lokasi toh nyatanya hanya fota-foto tanpa ada kejelasan.

Saya sendiri disini hanya menggarap lahan sawah setengah hektar (4.500m), tapi kalau gagal panen terus kita merugi selama 5 tahun karena selalu kebanjiran, saluran air tidak lancar.

Read  Gempar Gambar Garuda dengan Caption Peringatan Darurat 

Sementara itu, Sutresmanto warga Desa Wonosoco RT 07 RW 02 ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) menyayangkan kepada pihak pemerintah Kabupaten Kudus yang terkesan mengabaikan usulan warga lewat tiga Kades tersebut.

Sedangkan Karis Yanto ketua P3A Lambang Rejo dari Desa Lambangan mengatakan, pendangkalan saluran sungai JU 3 DA ini sudah berlangsung selama puluhan tahun.

“Normalisasi sungai berlangsung pada tahun 2012/2013), setelah itu belum pernah ada normalisasi lagi”, katanya.

Untuk normalisasi sungai tersebut kami para petani melakukan swadaya agar sungai bisa berjalan dengan normal, namun memang anggaran cukup besar kurang lebih menekan biaya Rp. 50.000.000 sehingga kita menarik iuran perbahu (8.000 persegi) sebesar Rp. 300.000.

Terpisah, Kades Berugenjang ditemui awak media di Kantor Balai Desa mengatakan, sebenarnya para petani tersebut memang telah bertanya kepada kami pemerintah Desa Berugenjang, Desa Wonosoco, dan Desa Lambangan, sehingga kami fasilitasi untuk bermusyawarah di Balai Desa.

Read  Satpol PP Pati Dapati Pasangan Tunawisma Asal Bali di Margorejo

Memang kami telah bersurat kepada pihak terkait mengenai normalisasi sungai JU 3 DA yang memang selama puluhan tahun tidak ada Normalisasi sungai tersebut, sehingga kondisinya sangat memperhatikan terjadi pendangkalan sedimentasi sangat tebal sehingga aliran air tidak lancar yang berdampak membanjiri area persawahan di Desa Wonosoco, Desa Lambangan dan Desa Berugenjang, sehingga ada sekitar 300 ha puso dan menjadi lahan tidur.

Setelah kami dari awak media menemukan fakta dilapangan mengenai hal tersebut, sekira pukul 13.00 WIB Kami datang ke Kantor Dinas PUPR Kudus untuk menemui Kepala Dinas Arif Budi Siswanto, S.T., untuk diminta klarifikasi hal tersebut, namun pihaknya tidak mau menui awak media.

(Elm@n)