Pati , JSN || 21 Desember 2022,Focus Group Discussion( FGD) Nasional Pati Bersatu tahun 2022 dengan mengangkat tema ‘ melestarikan pegunungan kapur Selatan dan utara Jawa menuju kelestarian fungsi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat’ telah diselenggarakan oleh Media Pers Sabdo Palon. Kegiatan bertempat di ruang Penjawi Setda kabupaten Pati .
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=t-RmODCNCXw[/embedyt]
Giat menghadirkan Nara sumber Riyanta,SH anggota DPR RI Komisi dua , ESDM (energi sumber daya dan mineral) provinsi Jawa Tengah dihadiri Irwan Edi Kuncoro , Ir Soekarno dari DPRD Kabupaten Pati komisi B , Saman, SH MH koordinator masyarakat hutan sosial, dan Arif dari Dirjen Perhutani provinsi Jawa Tengah. Hadir pula PJ Bupati Pati Henggar Budi Anggoro.
Ratusan Audiens berasal dari tokoh masyarakat sekitar hutan, aktivis , LSM, insan pers dan beberapa kepala desa serta ketua Pasopati.
Acara dibuka oleh ketua penyelenggara Eyang Hasto dilanjutkan dengan sambutan PJ Bupati Pati dan setelahnya oleh moderator prolog dan berlanjut diskusi.
Diskusi mulai dihelat dengan diawali beberapa paparan dari narasumber saran usul,pernyataan dan pertanyaan pun banyak dari para peserta acara.
Arif dari Dirjen Perhutani provinsi Jawa Tengah memberikan paparan bahwa, dari 8 ribu hektar hutan di Kendeng dikelola dengan sistem Wana tani /agro forest sehingga fungsi lingkungan sosial tercapai.
” Yang paling atas tanaman kayu keras bawahnya pohon buah- buahan dan tingkat bawah tanaman rumput . Dengan pola bertingkat tersebut maka fungsi hutan akan lebih baik sebagai penyerapan air juga untuk kesejahteraan masyarakat . Banjir bandang yang lalu menjadi catatan agar dibenahi lagi kelola hutan agar membawa dampak yang baik karena jika diolah atau dikelola dengan baik maka memberi dampak yang baik ” papar Arif. “Namun dalam mengelola memang butuh waktu setidaknya lima tahun untuk kembali hijau lagi ” imbuhnya.
Antusiasme peserta diskusi kian bersemangat dari beberapa peserta memberikan pertanyaan dan pernyataan yang membuat beberapa narasumber kewalahan dan kelimpungan untuk menjawab sehingga apabila ada yang kurang puas bisa menghubungi ke nomor pribadi masing-masing narasumber.
Salah satu tokoh melontarkan pernyataan yakni Sukresno dari desa Durensawit kecamatan Kayen yang mengatakan bahwa Saman harus datang ke Kendeng dan KPH harus duduk bersama untuk klarifikasi kesalah pahaman.
Dan membicarakan masa depan gendeng yang sudah gundul Sukrisno mengatakan Pati harus Gemar Selingkuh (gerakan masyarakat ramah senang lingkungan hidup)”
Pada pertanyaan dari penguasa hutan Regaloh Mbah Ruslan yang mempertanyakan kenapa ada pungutan hingga milyaran rupiah yang diambil dari masyarakat sekitar hutan dan mempertanyakan kemana larinya uang tersebut.
/Tim.