Ribuan Warga Desa Jepang Kudus Lakukan Kirab Banyu Salamun, Dipercaya Simbol Perlindungan Warga

KUDUS – jursidnusantara.com Sebanyak 1.400 warga Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mempunyai cara unik dan menarik. Pasalnya mereka dalam memperingati Rabu Wekasan dengan menggelar kirab Banyu Salamun sejauh 2 Kilometer. Selasa, 3 September 2024 sore.

Dalam kirab tersebut, salah satu rombongan membawa gentong sebagai simbol dari Banyu Salamun yang dipercaya masyarakat sebagai simbol perlindungan bagi masyarakat sekitar.

Fatkhur Rahman Azis Ketua panitia mengatakan, Gentong berisi Banyu Salamun diarak oleh ribuan warga sejauh 2 kilometer, mulai dari Kantor Kecamatan Mejobo hingga Halaman Masjid Wali Al-Ma’mur. Ada puluhan gunungan hasil bumi juga turut mewarnai Kirab Rebo Wekasan pada kali ini.

Read  Ketua DPRD Ali Badrudin Ajak Masyarakat Suarakan Pati Cinta Damai

“Ada sekitar 1.400 orang yang ikut kirab, 32 gunungan hasil bumi, tahun ini sangat meriah, antusias masyarakat memang sangat luar biasa,” katanya.

Banyu Salamun dipercayai oleh masyarakat Desa Jepang sebagai salah satu wasilah atau perantara doa untuk menghindarkan diri dari balak atau bencana yang diturunkan pada hari Rebo Wekasan atau Hari Rabu terakhir di Bulan Safar.

Pihaknya menyebut bahwa gunungan hasil bumi atau sejenisnya juga tidak pernah luput dalam kegiatan kirab. Gunungan tersebut dimaksudkan sebagai simbol persembahan dari masyarakat untuk Masjid Wali Al Ma’mur yang sedang berhajat.

Read  Truk Terguling Di Jalan Pati - Gembong, DPU PR Jadi Omelan Warga

“Juga sebagai simbol sedekah masyarakat, ketika Masjid Wali punya hajat mengundang masyarakat untuk membawa gunungan untuk kirab sebagai simbol untuk mempersembahkan ke Masjid Wali yang punya hajat,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, panitia juga melibatkan instansi atau lembaga pendidikan mulai dari tingkat TK hingga SMA, serta partisipasi dari Paskibra dan drum band.

“Berbagai macam penampilan disuguhkan dalam memeriahkan Kirab Rebo Wekasan dengan berbagai penampilan seni, seperti drum band, pentas seni, pentas kolosal, dan lainnya,” terangnya.

Read  Dua Cewek Cantik Diduga Nyamar Sebagai Pelajar Terjaring Satpol PP

Setelah kirab Banyu Salamun selesai, acara dilanjutkan dengan Do’a bersama dan prosesi rebutan gunungan oleh masyarakat.

Perlu diketahui bahwa, Bantu Salamun ini berasal dari sumber mata air atau sumur peninggalan Sunan Kudus, jadi dipercaya membawa berkah. Air Salamun sendiri memiliki arti keselamatan dan diharapkan membawa keselamatan bagi masyarakat.

“Kirab ini merupakan salah satu rangkaian acara Rebu Wekasan di Desa Jepang, nanti setelah sholat Maghrib Banyu Salamun akan dibagikan di Masjid Wali Al-Ma’mur,” pungkasnya.

(Elm@n)