KUDUS – jursidnusantara.com Pertunjukan wayang kulit semalam suntuk yang digelar oleh pemerintah Kecamatan Kaliwungu Kudus turut menyemarakkan kegiatan Festival UMKM Kaliwungu Fest 2023.
Kegiatan yang digelar dihari kedua Kaliwungu Fest 2023 dan hiburan rakyat berempat di lapangan Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Sabtu, 28 Oktober 2023 malam.
Satria Agus Himawan Camat Kaliwungu mengatakan, bahwa pagelaran wayang kulit semalam suntuk pada malam hari ini, merupakan rangkaian acara di hari kedua dalam kegiatan Festival UMKM Kaliwungu 2023 dan hiburan rakyat.
“Pada malam hari ini adalah hiburan rakyat dengan wayang kulit yang mengambil lakon “Semar Mbangun Kayangan” oleh Ki Dalang Tulus Widodo”, katanya.
Pementasan wayang kulit semalam suntuk digelar pada malam hari ini, sekaligus dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke 95.
Menanamkan kecintaan budaya lokal dengan seni tradisi lokal merupakan salah satu komitmen kami sebagai Pemerintah kecamatan Kaliwungu Kudus. Apalagi pewayangan banyak kisah dan cerita yang banyak memberikan pesan moral dalam kehidupan manusia.
“Kegiatan ini merupakan pelestarian budaya lokal yang patut kita lestarikan, apalagi lakon “Semar Mbangun Kayangan” adalah bentuk edukasi moral dan nilai filosofi kepemimpinan”, pungkasnya.
Sementara itu, Ki Dalang Tulus Widodo dalam menceritakan kisah “Semar Mbangun Kayangan” yang menjadi lakon yang mengedukasi warga masyarakat dalam pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
Semar adalah sosok rakyat jelata yang hanya seorang abdi sebuah bentuk penggambaran masyarakat yang miskin dan selalu dianggap remeh oleh orang-orang yang merasa memiliki pengetahuan tinggi dan berkuasa.
Sebenarnya Semar adalah tokoh yang menggambarkan sifat-sifat yang mewakili kepribadian yang dihidupkan oleh pencerita (Dalang).
Kisah Semar Mbangun Kayangan, adalah sebuah bentuk edukasi moral dan nilai filosofi kepemimpinan.
Begitulah pujangga pada jaman dulu secara terselubung membuat suatu lakon cerita yang sebenarnya sangat tepat jika disebut sebagai nasehat.
Nilai yang terkandung dalam lakon ini bisa menjadi teladan terutama bagi generasi milenial.
Karena wayang ini merupakan tontonan dan tuntunan, jadi ada kehendak keinginan bahwa cerita perwayangan ini bisa menjadi kehidupan anak-anak generasi milenial.
Selain itu, sebagai bentuk Uri-uri budaya atau pelestarian seni budaya, yakni wayang kulit.
(Elm@n)