KUDUS – jursidnusantara.com Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kudus dalam beberapa hari ini menyoroti secara serius masalah sampah yang ada di Kabupaten Kudus paska ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo.
Kami sangat prihatin dalam situasi dan kondisi seperti ini. Namun apa yang menjadi kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus yang kami nilai itu gagal dalam pengelolaannya, sehingga dampak dari kebijakan tersebut berpotensi mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat serta kebersihan lingkungan.
Situasi yang diakibatkan adanya penutupan tempat pembuangan akhir (TPA) yang terjadi pada hari Kamis, (16/1) kemrin berdampak pada penumpukan sampah diberbagai titik kota di Kabupaten kudus. Hal tersebut kami bahas dalam kajian yang diselenggarakan oleh HMI Cabang Kudus pada (20/01/25) yang bertempat di sekretariat HMI yang dihadiri oleh beberapa pengurus komisariat dari komisariat se-IAIN Kudus dan UMK.
Formatur HMI Cabang Kudus Khabib Maulana mengatakan, bahwa kondisi ini tidak bisa dianggap remeh Masalah ini adalah ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat.
“Jika tidak segera ditangani, dan dampak dari persoalan tersebut akan sangat merugikan, maka dari itu adanya kajian ini diharapkan kawan-kawan HMI mampu menemukan solusi kongkret serta membawa kebermanfaatan yang berkelanjutan,” katanya.
Dimana HMI Cabang Kudus, sebagai organisasi mahasiswa berbasis islam yang peduli akan isu-isu sosial dan lingkungan, dalam kajian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa poin yang disoroti mulai dari faktor penyebab serta menawarkan solusi yang berkelanjutan.
Khabib menegaskan, bahwa dirinya dan kawan-kawan HMI Cabang Kudus siap untuk berkomitmen dan memantau serta memberikan dukungan kepada pemerintah dalam upaya perbaikan pengelolaan sampah di Kota Kretek.
“Kami semua berharap agar langkah-langkah ini dapat segera diimplementasikan demi masa depan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat Kudus,” Pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum HMI Komisariat Dakwah-Ushuluddin, Arya Luqmansyah, menjelaskan.
“ada tiga point penting terkait penyebab pengelolaan sampah yang tidak efektif, diantaranya: kurangnya infrastruktur, proses daur ulang yang lemah, dan kurangnya kesadaran masyarakat,” Jelasnya.
Dalam menanggapi isu ini, HMI Cabang Kudus menyerukan perlunya adanya kebijakan yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah. Salah satu solusi yang diusulkan dari hasil kajian yang merujuk pada praktik baik dari daerah lain seperti halnya di kabupaten Banyumas, bahwa keberhasilan pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas menerapkan sistem zero waste atau nol limbah.
Fajar Nugroho, ketua umum HMI komisariat tarbiyah, mengatakan, dari kajian ini HMI cabang kudus mengusulkan langkah-langkah kongkret untuk solusi terhadap masalah ini.
“Peningkatan Infrastruktur pengelolaan, pendirian bank sampah untuk melibatkan masyarakat dalam mendaur ulang sampah dan memanfaatkannya demi kesejahteraan lokal, pembentukan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), Kolaborasi dengan komunitas atau sektor swasta yang ada, inovasi teknologi, dan edukasi masyarakat, sehingga tanggung jawab ini bukan hanya pemerintah saja, melainkan dari kepedulian masyarakat setempat juga,” ungkapnya.
“Dan juga untuk mengelola sampah organik maupun anorganik kiranya bisa menjadi bahan-bahan yang diolah sehingga terdapat nilai jual,” imbuhnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan Kabupaten Kudus dapat mengatasi permasalahan pengelolaan sampah secara efektif, melindungi kesehatan masyarakat, dan menjaga kelestarian lingkungan.
(Elm@n)