KUDUS jursidnusantara.com Kota Kudus memang terkenal akan kuliner Jenang, Soto, dan Lentoknya, tapi bagi penikmat kopi pasti kenal dengan kopi Jetak. Disebut kopi jetak, karena kopi tersebut dibuat di Dukuh Jetak Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Sabtu, 14 Oktober 2023.
Kegiatan yang diadakan oleh Jam’iyyah Hidayatusy Syubban (JHS) dan Persatuan Remaja Islam (Paris) Putri menggelar peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di halaman Masjid Besar Darussalam Jetak. Acara Sekotak akronim dari sedekah kopi jetak. Kegiatan tersebut dibuka pukul 20.00-22.30 WIB.
Kyai Moh. Muhibbin Tamir Masjid Besar Darussalam Jetak Kedungdowo mengatakan, bahwa kegiatan bulan maulid atau Robi’ul awwal memang sedianya dilaksanakan oleh JHS dan Paris Putri, namun kalau bulan Sya’aban biasanya kegiatan oleh Remaja masjid.
Siapapun yang mengadakan kegiatan yang penting semua kegiatan dilingkungan masjid hanya demi untuk memakmurkan kegiatan-kegiatan masjid.
Untuk kegiatan Sedekah kopi Jetak (Sekotak) kali ini ada 14 Stand dan ribuan gelas kopi disediakan bagi pengunjung dan gratis. Sekotak merupakan kegiatan yang ketiga kalinya, dimana Sekotak dimulai pada tahun 2021 kemarin.
Sementara itu, KH. Ali Ihsan selaku pembina Ta’mir Masjid mengatakan, bahwa kegiatan “Sekotak” ini dilaksanakan setiap momen bulan Maulid Nabi, melalui kegiatan ngaji, ngopi dan berpikir (Ngobar).
Kegiatan sekotak ini juga diharapkan juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dukuh Jetak dan sekitarnya.
Perlu diketahui bahwa budaya ngopi ke warung kopi jetak itu sudah ada sejak jaman pak Sukarno, jadi warga berangkat dan pulang kerja pasti mampir di Jetak untuk meminum kopi disini.
H. Ali Ihsan yang sekaligus Ketua Komisi D DPRD Kudus F-PKB ini menyebut terdapat 14 Stand warung kopi dan ribuan cup kopi jetak yang disedekahkan kepada para pengunjung secara gratis.
“Semua masyarakat baik muda dan tua semua menikmati kopi Jetak dengan cita rasa yang khas dan tidak ada duanya, itu sangat unik sekali, dengan ini mereka bisa membangkitkan roda ekonomi dengan lancar karena di Jetak ini warung-warung penjual selalu ramai”, ungkapnya.
Mas Ali panggilan Akrab H. Ali Ihsan menambahkan, pihaknya juga mengundang owner Sidji Coffe Valerie Yudistira salah satu coffe shop yang ada di Kota Kretek untuk turut serta membagikan ilmunya agar penjual kopi jetak dapat lebih mengembangkan usahanya.
“Masyarakat disini masih menjual kopi jetak secara tradisional, kita hadirkan narasumber agar mereka dapat meningkatkan serta mempromosikan sesuai dengan syariat islam, serta dari sisi adat istiadat budayanya”, imbuhnya.
Kami berharap kepada penjual maupun pembuat kopi Jetak dapat meningkatkan penjualannya dan mengenalkan lebih luas Kopi Jetak karena 30 persen masyarakat disini adalah pembuat kopi.
Sementara itu, H. Rofiq Salah seorang penjual kopi dari generasi kedua Kopi Jetak Sumiono, menjelaskan, ia mengambil biji kopi langsung dari lereng gunung Muria dan Japan.
“Yang membuat beda dengan kopi yang lain ialah cara membuat atau roasingnya masih manual menggunakan Paso (Wajan Tanah), sebulan dapat membuat 50 kiloan kopi baik dalam bentuk green atau mentah, rosting maupun bubuk,” tandasnya.
Dalam penyampaian materi Owner Sidji Coffe Valerie Yudistira menuturkan, sedekah kopi jetak “Sekotak” artinya generasi muda diajak untuk gemar berbagi. Membiasakan kita berbagi kepada sesama akan membentuk karakter yang punya jiwa sosial tinggi dan mampu memberi manfaat bagi orang lain.
Mengenai kopi Jetak ini biasanya menggunakan jenis kopi Arabika, kopi ini tumbuh di lereng gunung muria. Kopi Jetak ini terkenal dengan warna hitamnya yang pekat dan struktur bubuk kopinya yang sangat halus.
Sedangkan kopi Robusta Muria memiliki rasa manis yang mendekati coklat. Jika diproses dengan benar, rasa pahit yang dikeluarkan juga terlalu mengganggu.
Untuk kopi Muria tersebut menurutnya sebagai source dan potensi yang dipunyai Kabupaten Kudus, serta tentunya juga hal itu harus ada pembinaan.
“Saya selaku ekonomi kreatif memandang kopi muria sebagai source, sebagai potensi yang dimiliki Kota Kudus yang harus terus dibina”, ungkap Yudistira.
Dirinya menilai, event Sekotak tentunya dinilai sangat menarik. Namun hal itu juga harus dibarengi dengan niatan bisnis yang konsen dan konsisten.
“Kegiatan ini bertujuan untuk sosial dan sekaligus mengedukasi warga akan manfaat kopi dan yang terpenting segi ekonomi sangat menjanjikan”, pungkasnya.
(Elm@n)