Warga Kudus Keluhkan Isi Tabung Elpiji 3 Kg, Diduga Isi Gas Dikurangi

KUDUS – jursidnusantra.com Sejumlah Warga di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengeluhkan isi tabung gas elpiji 3 Kilogram bersubsidi. Pasalnya mereka menemukan isi gas pada tabung elpiji 3 Kilogram berkurang atau tidak penuh dari yang seharusnya.

Budi salah seorang warga dukuh Drakah, Desa Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu juga mengaku dalam beberapa bulan ini mendapatkan gas yang telah dibelinya cepat habis dari biasanya. Ia pun memperkirakan isinya kurang dari yang seharusnya.

“Tadi barusan beli gas 3 Kilogram, setelah saya pasang jarum yang ada diregulator menunjukkan setengah, ini artinya isinya berkurang, saya kembali ke warung tempat saya beli komplain dan minta ganti terus saya pasang lagi ternyata sama juga jarum diregulator menunjuk di tengah,” ujarnya.

Sementara itu, Sunar seorang warga dukuh Drakah, Desa Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu mengatakan, normalnya tabung gas elpiji isi 3 kg pada saat terisi gas penuh beratnya 8 kg.

“Namun yang terjadi sering saya temukan isinya kurang. Setelah kami timbang beratnya hanya 7,3 kg. Ada juga 7,5 kg atau 7,7 kg. Ini tentu merugikan konsumen,” katanya.

Sunar juga menjelaskan, bahwa dirinya sering beli di sejumlah warung yang jual gas 3 kg, namun isi gasnya saya rasa juga sama berkurang. Pasalnya penggunaaan untuk rumah tangga biasanya 1 tabung gas, jika digunakan bisa 6 hingga 8 hari.

Apalagi saat ini di tengah kondisi ekonomi warga yang saat ini sedang sulit. Pada umumnya warga menggunakan elpiji untuk berbagai kebutuhan.

“Tadinya kalau isinya full bisa kami gunakan sekitar satu pekan. Akibat kurangnya isi pada tabung, maka gas lebih cepat habis,” jelasnya.

Kami berharap, untuk para pihak terkait segera mengambil tindakan tegas. Hal itu agar tidak terus terjadi praktek yang merugikan warga sebagai konsumen elpiji 3 kg. Apalagi harga jual gas elpiji ditingkat pengecer harga belinya jauh diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Harapannya agar para pihak terkait melakukan langkah-langkah menertibkan ini. Karena merugikan konsumen,” harapnya.

Sementara itu, warung pengecer gas 3 kg, Ngaripah mengatakan, bahwa dirinya menjual tabung gas 3 kg dikirim oleh saudaranya warga Desa Papringan.

Ia menambahkan, memang akhir-akhir saya sering dikomplain oleh warga yang membeli diwarung saya. Katanya isinya kurang dari biasanya. Pasalnya jika digunakan cepat habis.

“Memang beberapa bulan terakhir ini saya sering dikeluhan seperti ini. Sepengetahuan saya dulu isi tabung gas membaik atau normal. Tetapi beberapa bulan ini kembali terjadi isinya berkurang,” imbuhnya.

Penelusuran investagasi awak media menemui pangkalan PT Luthfi Andalusia.

Pemilik Agen PT Luthfi Andalusia Sutriman mengatakan, dirinya mengucapkan terima kasih kepada tim media yang telah berkenan mengunjungi kantor dan gudang agen PT Luthfi Andalusia. Apa yang menjadi keresahan warga tentang kurangnya isi gas 3 kg tersebut saya mendengarnya.

“Terima kasih para awak media yang telah survey langsung ke kantor kami. Para awak media bisa langsung kroscek dan melihat sendiri apakah ada suatu kegiatan yang tidak sesuai digudang kami,” ucapnya.

Kami itu sebagai agen yang mendistribusikan gas elpiji 3 kg setiap hari ada 1.120 tabung gas di 47 pangkalan yang tersebar diberbagai daerah di Kudus.

“Setiap hari ada 2 atau 3 truck yang mensuplai pangkalan, dimana truck tersebut ambil gas dari Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) langsung kami kirim ke pangkalan. Jadi gas-gas tersebut tidak pernah “Maukuf” atau mandek di gudang,” ujarnya.

Dirinya menegaskan, bahwa jika ada diantara 47 pangkalan yang nakal dirinya akak memberi Surat Peringatan (SP), bahkan jika berani mengurangi isi gas, saya tidak segan-segan untuk Putus Hubungan (PH) dengan pangkalan tersebut.

“Saya orange tegas dalam bersikap, jika ada pangkalan yang nakal, maka akan saya kasih SP dan bahkan hingga PH terhadap para pangkan yang nakal,” tegasnya.

Mengenai Harga Ecer Tertinggi (HET) ditanya kurang mengetahui detail jadi bisa ditanya kepada para pekerja kami di kantor.

Salah satu pegawai agen PT Luthfi Andalusia, Basyar mengatakan, bahwa Harga Ecer Tertinggi (HET) dari agen ke pangkalan Rp. 15.520.

“Pembayaran pangkalan ke agen itu maksimal H-1 hari untuk penebusan,” katanya.

Sutriman menambahkan, bahwa dari pihak agen kepangkalan harganya sesuai dengan regulasi. Namun dirinya tidak menampik jika pangkalan dijual kepada pengecer harga berkisar Rp.18.000 hingga 20.000.

“Harga agen ke pangkalan jelas. Untuk pangkalan ke pengecer dan seterusnya kami tidak tahu,” imbuhnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Plh Dinas Perdagangan Kudus Djati Solechah menjawab, besuk pagi Kabid Fasilitasi Perdagangan sudah saya minta segera mendak lanjuti atas laporan atau pengaduan kasus tersebut.

“Insya Allah besuk pagi kami Dinas Perdagangan akan melakukan kroscek kelapangan,” katanya.

Tadi kami juga sudah mendapatkan laporan serupa dari 2 orang anggota DPRD Kabupaten Kudus mengenai hal tersebut.

(El-M@n)