KUDUS – jursidnusantara.com Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2025 Majlis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) dan Badan Otonom Kaliwungu Kudus gelar berbagai kegiatan diantaranya adalah pengobatan dan bekam Geratis bagi warga.
Kegiatan tersebut bertempat di Gedung MWC NU Kaliwungu, turut Desa Garung Kidul, Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus pada Ahad, 19 Oktober 2025.
Ketua panitia kegiatan peringatan Hari Santri Nasional Ali Mas’ud menerangkan, bahwa dirinya sempat khawatir kurang suksesnya acara pemeriksaan dan bekam geratis. Pasalnya persiapan dari pihak panitia kurang begitu matang.
“Syukur Alhamdulillah kegiatan mulai awal di Kick Of di PC NU Kudus, Kemah Santri hingga Pengobatan dan Bekam Geratis berjalan dengan sukses dan lancar,” ujar Ali Mas’udi pada Ahad sore, 19 Oktober 2025.
Ali Mas’udi juga menjelaskan, bahwa Peserta kegiatan sore ini ada rarusan warga yang datang ke acara pengobatan geratis yang kami beri tema “Sambang Sehat Kyai”.
“Peserta pengobatan geratis sore ini berjumlah 165, jumlah tersebut kita akumulasikan semuanya mulai dari dari pemeriksaan kesehatan, bekam, dan terapi : Hipno terapi,” jelasnya.

Sementara itu dari pihak medis kesehatan dalam hal ini dari pihak Puskesmas Kaliwungu yang dipimpin langsung oleh dokter Muhamad Sahli dan tim medis yang terdari Endah Fitriansari, S.Kep. Ns., Faizatul Munawaroh, A.Md.Keb., Ana Noviana, S.Kep.Ns., Zuliyati, A.Md.Keb., dan Sri Erna Roudlotun, S.KM.
Endah Fitriansari, S.Kep.Ns., mengatakan, bahwa pihaknya mendapat tugas dari pihak Dinas Kesehatan Kudus (DKK) untuk melaksanakan tugas diperbantukan dalam kegiatan pengobatan geratis yang di selenggarakan oleh MWC NU Kaliwungu.
“Kami dari pihak Puskesmas Kaliwungu dapat tugas dari DKK pada hari Ahad (19/10) untuk melaksanakan pengobatan diwilayah Kecamatan Kaliwungu,” katanya.
Kami memang sering diperbantukan oleh dinas untuk membantu warga yang membutuhkan dalam pelayanan kesehatan geratis seperti ini.
“Kami siap membantu pengobatan geratis kepada masyarakat lewat Ormas yang meminta kepada pihak dinas,” terangnya.

Sementara itu, warga RT 01 RW 04 Desa Papringan, Abdul Jalil yang merasakan tubuhnya Sakit, kemudian minta di tensi darahnya, Colestrol dan ternyata asam urat cukup tinggi.
“Keluhan pada kami saya sering sakit, jadi sering berobat ke dokter. Lha ini mumpung ada pengobatan geratis saya sekalian datang kesini,” tuturnya.

Berbeda dengan Abdul Jalil, warga Mijen RT 04 RW 03, Imam Sugiman mengatakan, bahwa dirinya sudah melakukan bekam 4 kali ini, pasalnya setelah bekam badan terasa ringan dan enak dibadan.
“Sudah 4 kali ini melakukan bekam, karena setelah ini badan terasa enak,” katanya.
Noor Syafa’at RT 04 RW 04 Mijen ahli bekam menceritakan awal mula ketertarikan akan keahlian bekam dari gawai dan cerita temannya, setelah itu dia belajar kepada seorang guru bernama Syamsul Hudi ahli bekam dari Troloyo Mojokerto sejak tahun 2021.
“Setelah saya belajar, kemudian saya langsung praktik hingga sekarang ini,” terangnya.
Bekam itu berbeda dengan donor darah, kalau donor darah itu diambil darah yang masih segar dan bagus kemudian di berikan kepada orang yang membutuhkan, namun kalau darah hasil bekam itu darah kotor bahkan ada juga yang beracun, jadi memang harus di buang.
“Dalam melakukan bekam orang tersebut darahnya saya tensi terlebih dahulu, jika darah rendah, maka saya tidak berani terlalu banyak untuk bekam. Sebaliknya jika darah tinggi itu justeru lebih baik untuk dibekam,” tukasnya.
(Elm@n)












