Desa Janggalan Kudus Lestarikan Budaya Dan Kearifan Lokal Untuk Tingkatkan Ekonomi

KUDUS – jursidnusantara.com Upaya peningkatan ekonomi warga Desa Janggalan yang digagas oleh Pemerintah Desa Janggalan Kecamatan, Kota Kabupaten Kudus. Kegiatan tersebut digelar pada acara Pasar bungah Desa Janggalan tahun 2023. Minggu, 01 Oktober 2023.

Desa Janggalan Kudus Lestarikan Budaya Dan Kearifan Lokal Untuk Tingkatkan Ekonomi. Jursid

Kepala Desa (Kades) Janggalan Noor Azis Dalam sambutan mengatakan, ucapkan selamat datang dan terimakasih yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara Pasar Bungah berjalan dengan sukses dan lancar.

Dengan adanya kegiatan ini, kesejahteraan usaha mikro kecil menengah (UMKM) warga Desa Janggalan dapat meningkat dan dapat terus berkarya dalam memperkenalkan produk-produk makanan tradisional khas Desa Janggalan Kudus. Kami berharap ke depan dapat mendatangkan wisatawan lokal maupun wisatawan asing.

Ditanya tentang rencana kegiatan ini, dirinya menjawab rencana akan diselenggarakan Tri Wulan atau tiga bulan sekali. Untuk pasar bungah memang waktu pelaksanaan acara pagi hingga siang, namun tidak menutup kemungkinan acara pasar bungah kita selenggarakan pada sore hingga malam hari ketika pada bulan puasa. Rencana dari kami selenggarakan satu atau dua Minggu sekali setiap hari Sabtu atau Minggu.

Dengan diperagakannya kesenian barongan, yang merupakan salah satu budaya dan kearifan lokal Desa Janggalan maka Pasar Bungah Resmi dibuka dan digelar.

“Salah satu budaya dan kearifan lokal Desa Janggalan adalah Seni barongan dan juga seni membatik, jadi kegiatan ini sekaligus memperingati hari batik, dimana pada tanggal 2 Oktober 2023 merupakan peringatan hari batik yang ke 14 sejak batik Indonesia di akui UNESCO pada tahun 2009”, Pungkasnya.

Read  Sempat Terganjal, Niat Alm Dra. Sri Warsita Mewakafkan Dua Bidang Tanah Berjalan Baik

 

Ditempat terpisah Habib Luthfi Al-Atos salah satu tokoh masyarakat Desa Janggalan mengungkapkan, bahwa dirinya beserta masyarakat akan selalu mendukung apa yang telah menjadi progam dari Pemdes Desa Janggalan selama itu, membawa dampak kebaikan bagi warga masyakarat, kami akan mendukungnya. Seperti pasar bungah ini, tentunya akan membawa dampak bagi peningkatan UMKM bagi masyarakat.

Disinggung mengenai barongan dan batik khas Desa Janggalan Habib Luthfi menegaskan, bahwa batik adalah merupakan warisan budaya tak benda yang sudah diakui oleh dunia, oleh karena itu, baik seni budaya barongan dan batik wajib kita jaga budaya tersebut agar tetep lestari, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tetep menjaga dan melestarikan akan budaya suatu bangsa tersebut.

Jika kita mampu menjaga budaya tersebut, kami yakin suatu saat pada akhirnya warga Desa Janggalan taraf ekonomi akan lebih meningkat dan Desa Janggalan akan lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Sementara itu, penggiat dan pelatih batik M. Fadholi warga Desa Janggalan No. 160 RT 02 RW 02 mengungkapkan, kegiatan pada hari ini juga sekaligus memperingati hari Batik ke 14 yang jatuh pada tanggal 02 Oktober 2023. Dimana batik Indonesia sudah diakui oleh Dunia, dimana batik sudah diakui oleh UNESCO pada tahun 2009 sebagai warisan budaya tak benda.

Read  MTP IPHI/JHK Cabang Kaliwungu Kudus Adakan Selapan dan Pelepasan Calon Haji 2024

Oleh karena itu, budaya membatik perlu kita wariskan kepada generasi muda kita, agar Warisan budaya batik tetep lestari. Terlebih sejak dulu batik Desa Janggalan sudah ada sejak dulu, namun sekira tahun 1960-an batik khas Janggalan mulia terkikis oleh zaman, karena peminat membatik warga nyaris tidak ada.

Padahal batik desa Janggalan itu mempunyai ciri khas yang mempunyai filosofi akan budaya tersebut. Seperti Ellotada ini mempunyai filosofi “Ello” artinya dukuh Ngelo atau pohon Ello dan “Ta” artinya Tapal dan “Da” artinya Tapal Kuda filosofinya dahulu Desa Janggalan adalah sentral pembuatan tapal kuda.

Ada juga motif Rosada artinya “Ro” berasal dari kata Roda, “Sa” berarti sandang dan “Pa” berarti pangan. Hal tersebut mempunyai filosofi yang dapat diartikan bahwa masyarakat Desa Janggalan harus mempunyai perputaran ekonomi dan sandang pangan yang mapan.

Oleh karena itu sejak tahun 2021, pada zaman Kades Noor Azis (Alm) penggiat Batik mulai dihidupkan kembali dalam Obaja (Omah Batik Janggalan), hal ini diharapkan para generasi muda untuk kita gali potensi dan bakat mereka yang terpendam.

Read  Irjen Pol Ahmad Luthfi; Masih Banyak Masyarakat Sukolilo Yang Sadar Hukum, Jangan di Generalisasi, Jangan Di Stigma Negatif

Pemenang pelatihan membatik bertujuan dan cara membatik tingkat dasar adalah untuk menggali bibit para peserta yang mempunyai bakat terpendam, sehingga dengan adanya kegiatan ini bibit-bibit baru pembatik akan kelihatan.

“Para pemenang pelatihan dan cara batik tingkat dasar adalah Adira Tifala warga RT 04 RW 01 sebagai juara pertama, untuk Juara 2 diperoleh Selamet RT 6 RW 01 dan juara ke tiga diperoleh Suyatmi warga RT 3 RW 2”, tutupnya.

Sementara itu pedagang Stand Susanti warga desa Janggalan RT 03 RW 01 mengungkapkan, bahwa kegiatan pasar bungah pada hari ini cukup sepi tidak seperti waktu dulu, memang penjualnya banyak sekali, namun para pembeli ramai datang kemari untuk berbelanja.

Mungkin kegiatan ini kurang dalam publikasi ke masyarakat Kudus dan sekitarnya, atau mungkin ini memang perekonomian masyarakat Kudus yang masih lesu, atau mungkin masyarakat yang masih sibuk bekerja..!?

“Kami berharap kegiatan ini bisa berjalan satu atau dua bulan sekali, dan kalau bisa waktunya bisa sore hingga sore malam hari”, harap Susanti.

(Elm@n)