KUDUS – jursidnusantara.com Kemenparekraf bersama Wakil ketua (Waka) MPR RI menyelenggarakan bimtek strategi branding pengembangan pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) melalui media sosial.
Promosi melalui digital dinilai mampu untuk mempercepat branding suatu produk ekraf maupun wisata di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Rabu, 20 September 2023.
Waka MPR RI Lestari Moerdijat (Rerie) melalui zoom menyoroti optimalisasi teknologi digital dalam penguatan branding sejumlah daerah tujuan wisata. Menurutnya, optimalisasi tersebut harus tetap mengedepankan kearifan lokal. Hal tersebut disampaikannya saat memberi kata sambutan di acara Bimbingan Teknis bertema ‘Strategi Branding Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Melalui Media Sosial’.
“Kudus memiliki banyak warisan kebudayaan dalam bentuk benda dan tak benda. Pekerjaan rumah kita bersama bagaimana kita mampu menerapkan strategi yang tepat untuk mem-branding Kudus dengan sejumlah kekayaan budaya yang dimilikinya”, katanya.
Menurutnya Kudus tidak hanya memiliki Masjid Menara Kudus, situs prasejarah Pati Ayam. Namun juga warisan budaya seperti seni ukir bangunan, batik, rokok kretek, hingga kuliner yang khas.
Sebagai salah satu elemen penting untuk membangkitkan sektor pariwisata, optimalisasi teknologi digital merupakan langkah strategis yang harus dilakukan secara konsisten dan meluas dalam upaya mempromosikan berbagai warisan budaya yang dimiliki Kudus.
Oleh karena itu, Optimalisasi teknologi digital, bisa dimanfaatkan untuk branding, sekaligus bagian strategi pemasaran pariwisata dan produk ekonomi kreatif, dengan tetap mengedepankan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam upaya promosi itu.
Pada kesempatan itu, Rerie mengajak para pemangku kepentingan sektor pariwisata di tingkat pusat dan daerah berkolaborasi serta beradaptasi dengan baik pasca pandemi. Hal ini dilakukan guna mewujudkan tata kelola sektor pariwisata yang mengedepankan kearifan lokal setiap daerah di Tanah Air.
Sementara itu, Alfarida Herlina Ketua Tim Kerja TU dan Bimtek Direktorat Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf mengatakan, promosi secara digital dapat mengatasi biaya promosi yang mahal.
Pihaknya ingin setiap daerah (destinasi wisata, Red) itu punya brand sendiri, sehingga masyarakat tidak hanya terfokus pada brand wisata yang sudah terkenal seperti wisata Bali.
“Bimtek ini agar para pelaku ekraf maupun wisata di Kudus mengerti cara membuat brand yang baik dan benar untuk dipromosikan”, terangnya.
Lebih lanjut Alfarida Herlina dirinya lebih memfokuskan pada digitalisasi bukan berarti cara yang konvensional tidak akan berhasil. Namun setelah melihat jika dengan digital lebih berpotensi, dan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya maka hal itu bisa dimanfaatkan untuk promosi secara global atau luas.
Sementara itu, Mutrikah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus mengatakan, strategi promosi secara digital diperlukan untuk meningkatkan branding Kota Kudus.
Dengan bimtek tersebut diharapkan para pelaku ekraf maupun wisata bisa mendapatkan pencerahan untuk mempromosikan usahanya.
“Kami ingin daya tarik wisatawan itu tidak hanya soal wisata religi saja saat datang ke Kudus, tetapi juga ada potensi yang lain yang menjadi tujuan pariwisata, seperti produk kriya ukir. Selain itu potensi Patiayam nanti juga akan kita kemas dan promosikan menjafi satu produk wisata yang mana perlu dibranding”, ujarnya.
Tika panggilan akrab Hj. Mutrikah menambahkan, apalagi saat ini media sosial berdampak sangat signifikan dalam mendorong pergerakan masyarakat dan menyampaikan berbagai narasi dan informasi terkait warisan budaya yang dimiliki.
Pemberdayaan Tak Boleh Melunturkan Kearifan Lokal. Sejumlah informasi terkait situs prasejarah Pati Ayam dan Masjid Menara Kudus memang kami harus konsisten, kami sosialisasikan kepada masyarakat. Ini merupakan bagian dari upaya membangun branding Kabupaten Kudus sebagai daerah tujuan wisata.
“Kita selalu mempromosikan setiap produk ekonomi kreatif dan destinasi wisata melalui platform digital, upaya untuk menarik para wisatawan ke sejumlah destinasi wisata Kabupaten Kudus, diharapkan akan lebih efektif”, pungkasnya.
(Elm@n)